Kamis, 11 November 2021

Review Makalah DINAMIKA PESANTREN INDONESIA



Oleh: Taufik Hidayah Mahasiswa INAIFAS Kencong Jember Jatim


Setelah Indonesia merdeka, pesantren banyak menyumbangkan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan Indonesia, sebut saja Mukti Ali yang dahulu pernah menjabat sebagai Menteri Agama, M Natsir dan yang lebih terpenting lagi, dengan terpilihnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden Indonesia yang keempat, adalah juga mewakili tokoh yang muncul dari kalangan pesantren.

 

Ketahanan yang ditampilkan pesantren dalam menghadapi laju perkembangan zaman, menunjukkan sebagai suatu lembaga pendidikan, pesantren mampu berdialog dengan zamannya, yang pada gilirannya hal tersebut mampu menumbuhkan harapan bagi masyarakat pada umumnya, bahwa pesantren dapat dijadikan sebagai lembaga pendidikan alternatif pada saat ini dan masa depan.

 

Menurut Clifford Geertz, antara tahun 1820-1880, telah terjadi pemberontakan dari kaum santri di Indonesia, yaitu pemberontakan kaum Padri di Sumatera yang dipimpin oleh Imam Bonjol, pemberontakan Diponegoro di Jawa, pemberontakan Banten akibat tanam paksa yang dilakukan Belanda dan pemberontakan di Aceh yg dipimpin antara lain oleh Teuku Umar dan Teuku Cik Ditiro.pesantren pada masa itu juga bukan hanya menjadi tempat belajar juga menjadi tempat kebangkitan para santri ,serta menjadi benteng dan tempat mempersiapkan pasukan sehingga banyak dari kalangan santri dan kiai menjadi Pimpinan dari para pejuang islam,Akhirnya, pada akhir abad ke-19, Belanda mencabut resolusi yang membatasi jamaah haji sehingga jumlah peserta jamaah haji pun membludak.

 

Pada zaman penjajahan dikalangan pemerintah kolonial Belanda, timbul dua alternatif untuk memberikan pendidikan kepada bangsa Indonesia, yaitu mendirikan lembaga pendidikan yang berdasarkan lembaga pendidikan tradisional, yaitu pesantren atau mendirikan lembaga pendidikan dengan sistem pendidikan yang berlaku di Barat, karena hal ini telah terjadi persaingan antara lembaga pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan kolonial.

 

Hal ini sejalan dengan tujuan dari lulusan pesantren yaitu dapat mencapai kebahagiaan diakhirat yang secara otomatis juga akan mencapai kebahagiaan di dunia, oleh sebab itu pesantren dalam perkembangannya harus mengembangkan ilmu-ilmu tradisional sekaligus ilmu-ilmu modern yang berguan untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun diakhirat.

 

Menurut data yang ada, lembaga ini pertama kali didirikan khususnya ditanah jawa pada abad ke-15 oleh Maulana Malik Ibrahim dan kemudian ditumbuh kembangkan oleh para wali songo lainnya, dan pada tahun 2012 pesantren yang ada di Indonesia berjumlah 27.230.

 

Peran dan Kontribusi Pesantren dalam Pendidikan Pesantren sebagai salah satu format lembaga pendidikan yang dipercaya sebagai formula jitu yang dapat menangani permasalahan-permasalahan umat dewasa ini, mengingat perkembangan dunia pendidikan dewasa ini tampak sangat memprihatinkan.

 

Hal ini tercermin dari berbagai fokus wacana, kajian dan peneilitian para ahli, terutama setelah kian diakuinya kontribusi dan peran pesantren yang bukan saja sebagai “subkultur” untuk menunjuk kepada lembaga yang bertipologi unik dan menyimpang dari pola kehidupan umum di negeri ini sebagaimana yang dikatakan KH. Abdurrahman Wahid.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRATEGI MEMPERTAHANKAN PESANTREN SALAFIYAH DI TENGAH ARUS ERA GLOBALISASI

Review Makalah Kelompok 11 Oleh: Taufik Hidayah Mahasiswa INAIFAS Kencong Jember Jatim    Pesantren salaf yakni pesantren yang melakukan pen...