Sabtu, 27 November 2021

Review Makalah Strategi Dakwah Berbasis Pesantren Di Era Industry 4.0

 


Oleh: Taufik Hidayah Mahasiswa INAIFAS Kencong Jember Jatim

   Telah dikatakan oleh Klaus Schwab bahwa dunia telah melalui 4 tahapan revolusi: Pertama Revolusi Industri 1.0 ini terjadi pada abad 18 ditandai dengan ditemukannya mesin uap, sehingga barang-barang bisa diproduksi masal. Kedua Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan penggunaan tenaga listrik sehingga biaya produksi jadi murah. Ini terjadi di abad 19-20. Ketiga Revolusi Industri 3.0 ditandai dengan penggunaaan computer. Ini terjadi sekitar tahun 1970-an. Keempat Revolusi Industri 4.0 yang terjadi sekitar tahun 2010 dan ditandai dengan munculnya kecerdasan buatan sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. 

  Word Ekonomi Forum (WEF) menjelaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 merupakan revolusi berazaskan cyber physical system yang merupakan satu kesatuan antara digital, fisik dan biologi dengan memiliki ciri bermunculan kecerdasan-kecerdasan buatan atau yang disebut artificial intelligence, robot cerdas, mobil otomatis. Hal ini semunya juga membutuhkan keamanan cyber dan lain sebagainya. Revolusi Industri 4.0 mengakibatkan disrupsi. Disrupsi adalah sesuatu yang tercerabut dari akarnya atau perubahan yang mendasar atau fundamental. 

   Tak terkecuali dengan revolusi industri 4.0 ini, berbagai aspek kehidupan manusia mengalami perubahan, dari yang awalnya sulit kini menjadi mudah. Maka dari itu pada era ini tersimpan tantangan dan kesempatan. Hanya saja harus disadari bahwa peluang yang sangat besar itu hanya akan bisa dinikmati oleh orang-orang yang bisa berkompromi dengan kondisi atau mau mengikuti perkembangan zaman, melek dan akrab dengan IT. Bagi yang gaptek tentunya akan tergilas oleh zaman dan kehilangan peluang besar ini.

   Peluang dan tantangan yang diakibatkan oleh revolusi Industri 4,0 ini berlaku bagi semua orang. Takterkecuali Sistem Pendidikan di Pesantren, Santri pondok pesantren adalah generasi yang juga hidup di era revolusi ini. Sebuah pertanyaan besar. Bisakah santri menghadapi kehidupan di Era Revolusi industry ini. Kaitanya Era Revolusi Industry 4.0 dengan tujuan pendidikan pesantren, banyak kyai pesantren yang mendasarkan tujuan pendidikannya Bahwa seharusnya orang yang mencari ilmu meniatkannya untuk mencari ridlo Allah dan hari akhir, meniatkan untuk menghilangkan kebodohan darinya dan dari semua orang orang bodoh, menghidupkan agama dan melanggengkan Islam. 

 Mastuhu berkesimpulan bahwa tujuan pendidikan pesantren sangat menekankan pentingnya tegaknya Islam ditengah-tengah kehidupan sebagai sumber utama moral atau akhlak mulia, dan ahklak mulia ini merupakan kunci rahasia keberhasilan hidup bermasyarakat. Dengan kata lain orientasi tujuan pendidikan pesantren masih bersifat inward looking dari pada outward.

  Santri yang saat ini berada di pondok pesantren adalah generasi Z dan generasi A yang mereka terlahir di dunia yang serba digital. Memisahkan generasi ini dengan teknologi informasi sama dengan memisahkan ikan dari air. Memberikan teknologi kepada mereka tanpa kontrol pun juga sangat berbahaya karena daya rusaknya sangat dahsyat. Di sinilah letak bargaining pesantren di era revolusi industri 4.0, artinya pesantren harus tetap menjaga misi awalnya yaitu pembianaan akhlak dan tafaqquh fi al-din namun demikian juga memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh santri di zamannya. Tidak ada sesuatu tanpa resiko, dan itu memang harus dibayar demi mendapatkan manfaat yang lebih besar, baik untuk dakwah, ekonomi, dan segala aspek kehidupannya yang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRATEGI MEMPERTAHANKAN PESANTREN SALAFIYAH DI TENGAH ARUS ERA GLOBALISASI

Review Makalah Kelompok 11 Oleh: Taufik Hidayah Mahasiswa INAIFAS Kencong Jember Jatim    Pesantren salaf yakni pesantren yang melakukan pen...